Semarang Ramai Pemudik, 497 Ribu Orang Pilih Tawang dan Poncol
2 mins read

Semarang Ramai Pemudik, 497 Ribu Orang Pilih Tawang dan Poncol

Semarang, 8 April 2025 – Kota Semarang kembali membuktikan perannya sebagai salah satu pusat mobilitas masyarakat selama Lebaran 2025. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat total 497.297 penumpang yang keluar dan masuk melalui dua stasiun utama, yaitu Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol, selama periode angkutan Lebaran yang berlangsung 21 Maret hingga 8 April.

Menurut Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, tingginya aktivitas penumpang di Semarang tidak lepas dari status kota ini sebagai ibu kota Jawa Tengah dan titik strategis bagi para perantau maupun pemudik.

“Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah bukan hanya kota tujuan bagi para pemudik, tapi juga banyak disinggahi oleh para perantau, sehingga pada saat lebaran juga terjadi pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halamannya,” kata Anne.

Selama arus mudik, sebanyak 152.288 penumpang tercatat berangkat dari Semarang, sementara 126.286 lainnya tiba di kota ini. Pergerakan itu terus berlanjut saat arus balik (2–8 April), di mana 97.227 orang berangkat dan 121.496 orang kembali ke Semarang.

“Dari data tersebut, selama tujuh hari periode arus balik rata-rata 17.357 penumpang tiba setiap harinya di Kota Semarang. Puncaknya pada Senin, 7 April (H+6 lebaran) sebanyak 20.535 pemudik tiba di Semarang dari dua stasiun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang melakukan mudik dari Semarang telah kembali ke kota ini setelah perayaan lebaran di kampung halaman,” jelas Anne.

Kedua stasiun di Semarang tak hanya melayani perjalanan jauh, tapi juga rute menengah dan pendek seperti KA Blora Jaya (Cepu), KA Banyubiru (Solo), KA Kedungsepur (Ngrombo), KA Kaligung (Tegal–Brebes), hingga KA Joglosemarkerto yang menjangkau berbagai kota penting di Pulau Jawa.

“Kelebihan Semarang sebagai simpul transportasi kereta api yang strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Jakarta,” imbuhnya.

Faktor kemudahan akses juga menjadi daya tarik. Kedua stasiun ini terhubung dengan halte Bus Trans Semarang yang terletak tidak jauh, memudahkan penumpang untuk berpindah moda transportasi setelah turun dari kereta.

Dari sisi sejarah, Semarang punya jejak penting dalam dunia perkeretaapian. Jalur KA pertama Indonesia dibangun dari Kemijen (Samarang) menuju Tanggung (Grobogan) pada 1864 dan mulai beroperasi pada 1867. Ikon lain yang terkait adalah Lawang Sewu, bekas kantor perusahaan KA Belanda yang kini menjadi destinasi wisata.

“Kepadatan penumpang di dua stasiun yang berada di Kota Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pelanggan untuk menghadirkan solusi transportasi yang semakin prima, menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi yang aman, nyaman, dan relevan di masa depan,” tutup Anne. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *