Stasiun Bekasi: Stasiun Integrasi dalam Strategi Modernisasi Perkeretaapian Nasional
4 mins read

Stasiun Bekasi: Stasiun Integrasi dalam Strategi Modernisasi Perkeretaapian Nasional

Jakarta, 14 Mei 2025 – Stasiun Bekasi terus menunjukkan geliatnya sebagai simpul transportasi strategis di timur Jakarta. Selain melayani pelanggan harian Commuter Line, stasiun ini juga menjadi titik naik-turun penting bagi pengguna Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ). Fungsi ganda inilah yang menjadikan Stasiun Bekasi bukan sekadar stasiun perlintasan, tetapi node utama dalam sistem mobilitas urban dan antarkota.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan bahwa peningkatan pengguna Stasiun Bekasi tak terlepas dari fungsinya yang kini lebih kompleks dan strategis.

“Bekasi kini tak hanya menjadi kota penyangga, tapi pusat pergerakan. Perannya dalam sistem Commuter Line maupun kereta jarak jauh sangat penting dalam mendistribusi arus penumpang di koridor timur,” ujar Anne.

Data menunjukkan pertumbuhan signifikan pada layanan Commuter Line. Pada 2023, Stasiun Bekasi melayani 9.426.792 pengguna Commuter Line. Setahun kemudian, jumlah pengguna Commuter Line berangkat naik menjadi 10.890.061 pengguna, sementara pengguna Commuter Line turun mencapai 10.299.789 pengguna. Ini berarti terjadi peningkatan keberangkatan sekitar 15,5% dan penurunan sebesar 9,3% dalam waktu satu tahun.

Tren ini berlanjut di awal 2025. Hanya dalam periode Januari hingga April, jumlah pengguna Commuter Line berangkat tercatat 3.575.241 pengguna, dan pengguna Commuter Line turun mencapai 3.391.138 pengguna. Angka ini telah menyentuh lebih dari 32% dari total keberangkatan tahun 2024, menandakan bahwa potensi tahunan masih terus tumbuh.

Untuk layanan Kereta Api Jarak Jauh, Stasiun Bekasi juga mencatat lonjakan. Pada 2023, jumlah penumpang KA JJ tercatat 855.538 orang, dan naik drastis menjadi 1.155.880 penumpang di tahun 2024 atau meningkat 35,1%. Sementara pada Januari–April 2025, 423.604 penumpang telah menggunakan layanan KA JJ dari dan ke Stasiun Bekasi, mencerminkan 36,6% dari capaian tahun sebelumnya hanya dalam empat bulan.

Peran Stasiun Bekasi sangat besar dalam mendekatkan layanan KA JJ kepada masyarakat wilayah timur Jakarta, termasuk Bekasi–Tambun–Cibitung hingga Cikarang. Dengan meningkatnya volume naik-turun KA JJ yang kini tembus lebih dari 1 juta penumpang per tahun, masyarakat tak perlu lagi ke Stasiun Pasar Senen atau Gambir untuk bepergian jarak jauh. Hal ini membuat mobilitas lebih efektif dan efisien, serta membuka akses ekonomi yang lebih merata di wilayah penyangga.

Peningkatan volume ini didukung dengan peningkatan fasilitas. Gedung baru Stasiun Bekasi kini berdiri megah seluas 3.600 meter persegi, dilengkapi dengan ruang tunggu ber-AC, fasilitas disabilitas, lift, eskalator, musholla, vending machine tiket, dan digital signage. Penataan peron dan jalur juga telah diatur ulang agar layanan Commuter Line dan KA JJ berjalan efisien tanpa tumpang tindih.

Secara antarmoda, stasiun ini terintegrasi dengan berbagai moda lanjutan seperti Trans Patriot, angkot lokal, ojek daring, dan terminal bus kota. Integrasi ini memberikan kemudahan bagi penumpang yang datang dari dalam maupun luar kota.

Yang tak kalah penting, Stasiun Bekasi merupakan bagian dari proyek strategis nasional Double-Double Track (DDT) Manggarai–Cikarang. Proyek ini bertujuan untuk memisahkan jalur Commuter Line dengan KA JJ, sehingga kapasitas dan headway layanan dapat ditingkatkan. Jalur ini memungkinkan pengaturan lalu lintas kereta yang lebih efisien dan minim hambatan.

“Melalui DDT, kami mampu memisahkan pergerakan Commuter Line dan KA JJ dengan jalur tersendiri. Dampaknya sangat terasa, baik dalam keandalan waktu tempuh, frekuensi layanan, maupun kenyamanan penumpang,” ujar Anne.

Tak hanya meningkatkan kapasitas, revitalisasi Stasiun Bekasi juga ditujukan untuk mendukung konektivitas wilayah penyangga Ibu Kota dan sebagai alternatif stasiun keberangkatan KA JJ, mengurangi beban stasiun besar di Jakarta seperti Pasar Senen dan Gambir.

KAI, bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kota Bekasi, terus berkoordinasi dalam perencanaan jangka panjang, termasuk aspek keamanan, tata ruang kawasan TOD (Transit Oriented Development), serta penyesuaian layanan berbasis kebutuhan warga sekitar.

Kondisi lintas saat ini pun menunjukkan tingginya permintaan layanan. Selama Januari–April 2025, lintas Cikarang Line telah melayani 26.534.509 pengguna Commuter Line. Angka ini memperkuat posisi lintas Bekasi–Cikarang sebagai koridor utama pergerakan harian masyarakat dari timur menuju pusat Jakarta, sekaligus mendukung perencanaan peningkatan kapasitas layanan secara berkelanjutan.

“Dengan kinerja yang terus tumbuh, fasilitas yang semakin baik, dan dukungan dari program strategis nasional, Stasiun Bekasi kini berdiri sebagai representasi kemajuan transportasi publik berbasis rel yang adaptif dan inklusif menjawab kebutuhan mobilitas urban masa kini dan masa depan,” tutup Anne. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *